SISI LAIN MASJID RAYA BANDUNG
Ke Bandung kalau tidak mampir ke Masjid Raya Bandung tentu rasanya masih ada yang kurang. Ikon Kota Bandung tidak hanya dengan Kawah Putih-nya atau Tangkuban Perahu-nya saja bukan? Nah, tak ada salahnya mampir untuk wisata religi ke Masjid Raya Bandung yang terletak di pusat Kota Bandung ini. Letaknya tepat berada di Alun-alun Bandung dekat ruas Jalan Asia-Afrika. Dekat dengan Masjid Raya terdapat Gedung Merdeka dan Hotel Preanger, apalagi belum lama ini Konferensi Asia-Afrika kembali digelar di kota kembang ini.
Mengenai sejarah Masjid Raya Bandung, menurut www.wikipedia.com masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1810 dan dulunya dinamakan Masjid Agung. Masjid Agung Bandung dibangun bersamaan dengan dipindahkannya pusat kota Bandung dari Krapyak, sekitar 10 km selatan Kota Bandung ke pusat kota sekarang.
Masjid ini pada awalnya dibangun dengan bentuk bangunan panggung tradisional yang sederhana, bertiang kayu, berdinding anyaman bambu, beratap rumbia, dan dilengkapi kolam besar sebagai tempat mengambil air wudhu. Air kolam berfungsi juga sebagai sumber air untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di daerah Alun-alun Bandung pada tahun 1825.
Setahun setelah kebakaran, pada tahun 1826 dilakukan perombakan terhadap bangunan masjid dengan mengganti dinding bilik bambu serta atapnya dengan bahan dari kayu. Perombakan dilakukan lagi tahun 1850 seiring pembangunan Jalan Groote Postweg (kini Jalan Asia Afrika).
Dan kemudian Masjid Raya Bandung mengalamai perombakan lagi di tahun 1875 (penambahan pondasi dan pagar tembok yang mengelilingi masjid), tahun 1900 (pembuatan mihrab dan teras samping kiri kanan), tahun 1930 (pembangunan pendopo sebagai teras masjid serta pembangunan dua buah menara pada kiri dan kanan bangunan dengan puncak menara yang berbentuk persis seperti bentuk atap masjid), tahun 1955 (kubah dari sebelumnya berbentuk “nyungcung” menjadi kubah persegi empat bergaya timur tengah seperti bawang, tahun 1973 lantai masjid diperluas, dan perombakan terakhir tahun 2001 dimana terjadi perombakan total dengan penataan ulang dan penggantian nama dari Masjid Agung menjadi Masjid Raya Bandung.
- Masjid Raya Bandung dengan dua menaranya yang menjulang - |
- Masjid Raya tampak keseluruhan - |
Berhubung tidak banyak foto masjid yang bisa diambil karena kondisi penuh orang waktu itu, kurang lebih seperti inilah wajah Masjid Raya Bandung yang mana fotonya diambil via google. Hehe... ^^
Ketika Ramadhan, Masjid Raya Bandung begitu ramai akan pengunjung yang ngabuburit sambil menunggu waktu buka puasa. Halaman alun-alun pun dipenuhi orang-orang yang rela duduk lesehan di bawah dengan bekal makanan yang dibawa untuk dinikmati ketika berbuka. Berbagai macam jajanan pun dijual di sini. Nah, dari tempat parkiran menuju Masjid Raya kita melewati pasar yang mana berbagai macam jajanan seperti sosis goreng, gorengan, es buah yang begitu menggoda di kala puasa, sampai berbagai sandang, sepatu, tas juga lengkap di sini. Maka mata ini begitu disuguhkan dengan berbagai macam barang dagangan yang bisa-bisa kalap belanja kalau tidak terkontrol.
- Ada pengamen kecapi yang tidak bisa melihat dan lantunan musiknya berhasil membuatku berkaca-kaca. Hiks. :( |
- Jalan menuju Masjid Raya Bandung yang ramai akan pedagang dan pengunjung - |
- Menara Masjid Raya Bandung yang tinggi menjulang - |
Ketika bukan bulan ramadhan, tentu suasana Masjid Raya Bandung akan berbeda. Tak perlu ragu mampir ke Masjid Raya Bandung, karena selain tempatnya yang teramat sangat strategis kalau menurutku, wisata religi ke masjid-masjid itu seru... Yuk, isi liburan dengan berwisata religi ke masjid-masjid biar anti mainstream. Hehe...
Special thanks untuk Lathief temen asli Bandung yang udah bersedia mengantar ke tempat ini. Semoga bisa berkunjung lagi suatu saat. :)
Comments