KEJUTAN DI BALIK KABUT, GUNUNG API PURBA 'NGLANGGERAN'
Gunung Nglanggeran atau juga dikenal eko wisata gunung api purba kini mulai dilirik berbagai kalangan sebagai salah satu daya tarik wisata baru di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Eksotisme sunrise dan sunset yang selalu ditunggu-tunggu di puncak ini menjadikan gunung yang berbentuk bongkahan batu raksasa ini Rama pengunjung terutama waktu weekend.
Selain panorama sunset di ujung senja dan sunrise di kala pagi, kita pun bisa melihat kerlap-kerlip kota jogja seperti lautan kunang-kunang di malam hari. Boleh saya katakan paket lengkap bagi pecinta pemandangan langit. Untuk memasuki kawasan ini pun kita cukup membayar tiket masuk Rp 5.000,- dan uang parkir Rp 2.000,-.
Banyak orang yang ragu untuk mendaki gunung menyaksikan mentari terbit ataupun sunset di puncak dengan beralasan rute yang ekstrim, cuaca yang tidak menentu, perjalanan yang berat, serta jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki. Alasan-alasan tersebut sempat membuat saya enggan untuk naik ke atas gunung ini.
Tapi berkat pengalaman mendaki pertama saya di Krakatau, saya jadi senang menikmati keindahan dan kedamaian di puncak gunung. Untuk mencapai puncak Nglanggeran tidak membutuhkan waktu yang lama sekitar 1,5-2 jam kita sudah bisa mencapai puncak. Trekking yang dilewati pun tidak cukup terjal dan kurang menantang menurut saya. Tapi sebagai pendaki pemula, Nglanggeran adalah tempat yang pas.
Menurut sejarah gunung api purba merupakan gunung aktif ratusan juta tahun lalu. Wah, bisa dibayangkan mungkin dinosaurus masih ada di jaman itu. Gunung ini terletak di kawasan karst baturagung, gunung yang litologinya tersusun oleh fragmen material vulkanik tua dan memiliki dua puncak yakni puncak barat dan puncak timur, serta sebuah kaldera di tengahnya.
Saat ini Gunung Nglanggeran merupakan deretan gunung batu raksasa dengan pemandangan eksotik serta bentuk dan nama yang unik dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Mungkin jika ada yang masih ingat legenda kera sakti yang pernah dikutuk di gunung lima jari, nah di puncak Gunung Nglanggeran kita bisa menyaksikan gunung yang sangat mirip gunung lima jari dan dinamakan pula gunung lima jari. Ada pula nama-nama gunung lain yakni Gunung Kelir dan Gunung Wayang.
- Penampakan gunung lima jari dari Puncak Nglanggeran - |
Ketika perjalanan naik ke atas gunung ini kita akan dikejutkan dengan banyak hal. Seperti di film-film petualangan Gunung Nglanggeran ini sangat cocok untuk latihan mendaki sebelum mendaki gunung-gunung dengan ketinggian 1000 mdpl lebih. Karena gunung ini tingginya hanya berkisar 800 mdpl.
Ada satu bagian dari rute perjalanan ini yang mengingatkan saya dengan film 127 hours, sebuah film yang mengisahkan seorang pendaki yang terjebak di Grand Canyon. Nah, ada satu trek di Gunung Nglanggeran di mana hanya bisa dilewati satu orang saja dengan bongkahan batu besar mengganjal di antara kedua batu raksasa seperti gambar ini. Tali-tali dan tangga kayu pun dipasang untuk membantu pendakian.
- Sebuah bongkahan batu besar yang diapit dua batu raksasa - |
Untuk mencapai Puncak Nglanggeran kita harus melewati beberapa pos yang disebut Gardu Pandang. Sebelum mencapai Gardu Pandang, beberapa menit setelah kita berjalan terdapat sebuah goa yang dinamakan ‘Song Gundel’. Jangan heran kalau disini sering ada orang berpacaran, sepertinya memang menjadi tempat favorit pasangan kawula muda. Gardu Pandang I sendiri letaknya tidak jauh dari jalur trekking tempat dimana bongkahan batu besar yang diapit dua batu raksasa itu berada.
Di sini kita sudah bisa menikmati pemandangan hijaunya Desa Oro-Oro dan Kota Jogja dari kejauhan. Setelah sukses mencapai Gardu Pandang I, perjalanan berikutnya adalah menuju Gardu Pandang II, Gardu Pandang III, dan puncak sudah menanti. :)
- Hijaunya sawah di Desa Oro-Oro dari Gardu Pandang I - |
- Ciri khas bebatuan di Gunung Nglanggeran nampak purba - |
- Gardu Pandang II - |
- Salah satu trekking yang kita lewati, dekat dengan puncak - |
- Jalanan cukup licin ketika musim hujan - |
Di Gunung Nglanggeran ini selain menjadi tempat favorit untuk menikmati sunrise dan sunset, ketika malam kita bisa menikmati gemerlap lampu-lampu kota jogja dari puncak mungkin bisa menikmatinya sambil menyeruput kopi dan mengobrol bersama teman-teman. Ketika malam minggu biasanya Puncak Nglanggeran pun cukup ramai dengan tenda-tenda pengunjung.
Menariknya lagi, pengelolaan wisata di sini sudah sangat baik terbukti dengan disediakannya berbagai macam fasilitas penunjang seperti pendopo, paket outbond, flying fox, dan masih banyak lagi. Karena selain menekankan eko wisata, edu wisata dalam rangka untuk mengenalkan flora dan fauna serta sejarah Gunung Nglanggeran ini pun cukup dikemas dengan baik. Bisa cek link berikut https://www.gunungapipurba.com/ untuk lengkapnya.
Pagi itu kami berharap dapat sunrise yang cantik. Pagi-pagi sekali kami sudah naik ke puncak untuk menunggu sunrise. Tapi, mungkin sedang sial atau planning yang kurang tepat kabut enggan sekali untuk beranjak sampai pukul 09.00 lebih. Harap-harap cemas dan berjam-jam kami menunggu tersibaknya kabut menanti kejutan di balik kabut itu sambil menikmati kwaci dan sisa-sisa makanan yang masih ada. Sayangnya, kabut masih saja tertutup sampai akhirnya mentari sudah terbit di atas kepala kita. Hopeless dan kecewa sebenarnya tidak bisa menyaksikan sunset dan sunrise.
Bukan paket komplit yang kita dapat, tapi di balik kabut itu ternyata ada kejutan yang lebih indah. Selain bisa menyaksikan gunung yang mirip gunung lima jari, hamparan hijau sawah menjadi pemandangan yang membuat mata saya tidak berkedip untuk beberapa saat. Terlebih terdapat satu bendungan yang terlihat seperti lukisan dari atas yang merupakan pengembangan wisata embung langgeran. Ya, kejutan di balik kabut itu lukisan alam yang secara alami membangun suatu imajinasi yang entah apapun itu pasti ada sesuatu yang berkesan bagi siapa saja yang menyaksikannya.
- Menanti tersibaknya kabut di Puncak Nglanggeran - |
Sayangnya, saya tidak sempat berkunjung ke salah satu desa yang legendanya hanya ada 7 kepala keluarga di sana. Jadi, jumlah kepala keluarga di desa itu tidak boleh kurang atau lebih dari 7. Ketika ada kepala keluarga baru mereka dipaksa harus meninggalkan desa tersebut. Entah mitos apa yang menjadikan legenda itu sehingga desa tersebut patut disinggahi dan merupakan salah satu daya tarik dari sisi lain Gunung Nglanggeran.
Menariknya lagi, pengelola juga menyediakan beberapa paket wisata seperti detail berikut ini:
- Paket Tracking (minimal 3 orang): Rp25.000,-/orang (tiket, guide, jelajah desa, kelapa muda/dawet khas Kalisong)
- Paket 4 jam di Dewa Pesona Purba (minimal 5 orang): Rp35.000,-/orang (tiket, guide, jelajah desa, belajar budidaya kakao, kelapa muda)
- Paket Outbond 1 (minimal 40 orang): Rp50.000,-/orang (tiket, guide, jelajah desa, game, belajar budidaya kakao, kelapa muda)
- Paket Outbond 2 (minimal 40 orang): Rp100.000,-/orang (tiket, guide, jelajah desa, game, belajar budidaya kakao, kelapa muda)
- Paket Puncak Timur: Rp100.000,- /orang (tiket, guide, jelajah desa, Tlogo Guyangan, misteri desa 7KK, sunset Nglanggeran, kelapa muda)
- Paket Sunset & Sunrise: Rp300.000,- (tiket, guide, jelajah desa, homestay, Nglanggeran sunset, Nglanggeran sunrise, Snack 2x)
Dan selamat menikmati panorama keindahan alam di Gunung Api Purba 'Nglanggeran'. -dev
Sumber foto: dok.pribadi (02-03/02/2013)
Comments